EKSTRAKSI KULIT KAYU MAHONI SEBAGAI PEWARNA ALAMI INDUSTRI TEKSTIL
Sari
Zat warna banyak digunakan pada berbagai macam industri termasuk industri tekstil. Zat warna tekstil terdiri dari zat warna alami dan zat warna sintetis. Bahan pewarna sintetis lebih banyak digunakan karena mudah diperoleh dan penggunaannya praktis tetapi penggunaan pewarna sintetis ini dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan zat warna alami. Salah satu jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pewarna alami adalah kulit kayu mahoni. Kayu mahoni menghasilkan warna kuning-cokelat yang dihasilkan dari pigmen Tanin. Penelitian ini dilakukan dengan mengekstraksi kulit kayu mahoni dengan teknik ekstraksi maserasi menggunakan pelarut aquadest. Proses pewarnaan dilakukan secara pre-mordanting dan tanpa mordan. Senyawa yang digunakan untuk mordan yaitu tawas. Pada proses pencelupan kain dilakukan variasi lama waktu perendaman yaitu 12, 18 dan 24 jam. Selanjutnya diuji tahan luntur terhadap pencucian, penodaan dan gosokan. Dari table diatas dapat dilihat bahwa lama perendaman dan pre-mordanting serta tanpa mordan tidak berpengaruh terhadap hasil warna ekstraksi kulit kayu mahoni pada kain katun, tetapi untuk uji ketahanan luntur warna terhadap gosokan mempunyai nilai 4-5 dimana tahan lunturnya adalah baik, sedangkan untuk uji tahan luntur terhadap pencucian 40°C memiliki nilai 1-2 dimana tahan lunturnya adalah jelek. Pre-mordanting dan tanpa mordan berpengaruh terhadap warna yang dihasilkan yaitu untuk kain yang dimordan berwarna coklat kemerahan dan tanpa mordan berwarna coklat pudar.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Pujilestari, T. 2014. Pengaruh Ekstraksi Zat Warna Alam dan Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur Warna pada Kain Batik Katun. Dinamika Kerajinan dan Batik, 31 (1): 31 - 40
Markham K.R. 1998. "Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Diterjamahkan oleh Padmawinata, Bandung
Rahmawati, I. 2011. Industri Bahan Pewarna dan Pencelup. http://irizlovely.blogspot.co.id/2011/08/industri-bahan-pewarna-dan-pencelup diakses pada 5 September 2015
T. Kusumaningsih, N. J. Asrilya, S. Wulandari, D. R. T. Wardani, dan K. Fatihin, “Reduction on the Levels of Tannins From Stevia Rebaudiana Extract Using Activated Carbon,” ALCHEMY J. Penelit. Kim., vol. 11, no. 1, hal. 81, 2015, doi: 10.20961/alchemy.v11i1.111.
A. Purwanto dan E. Kwartiningsih dan Endang Mastuti, “Pembuatan Zat Warna Alami dalam Bentuk Serbuk untuk Mendukung Industri Batik di Indonesia,” J. Rekayasa Proses, vol. 6, no. 1, hal. 26, 2012, [Daring]. Tersedia pada: http://www.depkes.go.id
R. Kant, “Textile dyeing industry an environmental hazard,” Nat. Sci., vol. 04, no. 01, hal. 22–26, 2012, doi: 10.4236/ns.2012.41004.
DOI: http://dx.doi.org/10.56444/cjce.v3i2.3105
Article Metrics
Sari view : 673 timesPDF - 0 times
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.