PROSES SIMULASI KONDUKTIVITAS PERPINDAHAN PANAS PADA ATAP DAK MENGGUNAKAN ENERGY 2D
Sari
Roofs becomes the medium, conducting heat from the surface to the surface. The roofs is the part that is most exposed to heat, the heat transfer process that occurs over the roofs affects the temperature in the room below.
This research method uses field research method that being processed through digital computation that simulates heat performance. With this 2D Energy simulation, it is expected to be able to analyze the heat transfer rate of energy from outside the building into the building. And the results of this study will provide recommendations for the advantages and disadvantages of using a roof not in residential areas.
The results that can be simplified from these simulations are in 3 aspects, namely: (1) The effect of height, (2) The graph of the heat transfer rate is quite sloping, (3) the roof is not a heat conductor with a large cross-section in transmitting heat, (4) ) the roof particle composition does not have to match.
Atap menjadi media pennghantarkan panas dari permukaan ke permukaan. Atap merupakan bagian yang paling banyak terkena panas, proses perpindahan panas yang terjadi di atas atap mempengaruhi suhu pada ruangan di bawahnya.
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan yang diproses melalui komputasi digital yang mensimulasikan kinerja panas. Dengan simulasi Energi 2D ini diharapkan mampu menganalisis laju perpindahan panas energi dari luar gedung ke dalam gedung. Dan hasil dari penelitian ini akan memberikan rekomendasi kelebihan dan kekurangan penggunaan atap tidak pada area pemukiman.
Hasil yang dapat disederhanakan dari simulasi tersebut terdapat pada 3 aspek, yaitu: (1) Pengaruh ketinggian, (2) Grafik laju perpindahan panas cukup landai, (3) Atap bukan penghantar panas dengan penampang besar dalam mentransmisikan panas, (4) ) komposisi partikel atap tidak harus cocok
This research method uses field research method that being processed through digital computation that simulates heat performance. With this 2D Energy simulation, it is expected to be able to analyze the heat transfer rate of energy from outside the building into the building. And the results of this study will provide recommendations for the advantages and disadvantages of using a roof not in residential areas.
The results that can be simplified from these simulations are in 3 aspects, namely: (1) The effect of height, (2) The graph of the heat transfer rate is quite sloping, (3) the roof is not a heat conductor with a large cross-section in transmitting heat, (4) ) the roof particle composition does not have to match.
Atap menjadi media pennghantarkan panas dari permukaan ke permukaan. Atap merupakan bagian yang paling banyak terkena panas, proses perpindahan panas yang terjadi di atas atap mempengaruhi suhu pada ruangan di bawahnya.
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan yang diproses melalui komputasi digital yang mensimulasikan kinerja panas. Dengan simulasi Energi 2D ini diharapkan mampu menganalisis laju perpindahan panas energi dari luar gedung ke dalam gedung. Dan hasil dari penelitian ini akan memberikan rekomendasi kelebihan dan kekurangan penggunaan atap tidak pada area pemukiman.
Hasil yang dapat disederhanakan dari simulasi tersebut terdapat pada 3 aspek, yaitu: (1) Pengaruh ketinggian, (2) Grafik laju perpindahan panas cukup landai, (3) Atap bukan penghantar panas dengan penampang besar dalam mentransmisikan panas, (4) ) komposisi partikel atap tidak harus cocok
Teks Lengkap:
PDFArticle Metrics
Sari view : 1079 timesPDF - 0 times
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.