BENDUNG WILALUNG, RIWAYATMU KINI
Sari
Pada musim penghujan tahun 2007/2008 telah terjadi bencana banjir pada sebagian wilayah kabupaten Kudus, Pati, Demak dan Jepara. Bencana banjir ini mengakibatkan kerusakan sarana dan prasarana tranportasi, bangunan sungai dan irigasi. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa pintu banjir Wilalung menjadi penyebab banjir di sepanjang sungai Juana. Pendapat tersebut didasarkan karena pintu Banjir Wilalung memang merupakan bangunan bendung gerak yang membagi air sungai Serang menjadi sungai Wulan dan sungai Juana.
Pada masa lalu, bangunan ini menangkap sedimen dari sungai Lusi kemudian dibuang bebas ke rawa-rawa Juana. Proses ini disebut proses kolmatase dan kejadian kolmatase ini terjadi lebih dari 70 tahun sehingga daerah tersebut tertutup oleh endapan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam menanggulangi permasalahan banjir tersebut yaitu melakukan normalisasi pada semua alur sungai yang ada. Normalisasi pada sungai Juana bertujuan untuk mengalirkan kelebihan debit air pada sungai Serang melalui pintu pengatur pada PB Wilalung, dilakukan dengan mendesain ulang penampang alur dan tanggul sungai sesuai debit banjir maksimum yang pernah terjadi. Usaha untuk normalisasi sungai Juana ini juga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk memanfaatkan tanah milik sungai yang ada dengan difungsikan sebagai long storage.
Dengan demikian usulan penanggulangan banjir pada sungai Serang dan sungai Juana dapat dilakukan dengan cara merehabilitasi 7 pintu Wilalung agar dapat berfungsi dengan baik, sungai Juana difungsikan sebagai long storage, dibuat pintu pengatur pada pertemuan sungai Juana dengan sungai Londo, dan mengupayakan pemotongan debit puncak banjir sungai Serang dengan meninjau kembali kapasitas maksimal waduk Kedung Ombo sesuai perencanaan.
Kata kunci : bendung gerak Wilalung, banjir, long-storage
Teks Lengkap:
PDFArticle Metrics
Sari view : 1268 timesPDF - 0 times
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.