PEREMPUAN KEPALA KELUARGA MISKIN DAN OTORITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN MASA PANDEMI COVID-19

Indra Kertati

Sari


Abstrak

 

Perempuan Kepala Keluarga Miskin jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan Laki-laki Kepala Keluarga Miskin. Jumlah yang kecil tidak menandakan persoalan yang dihadapi lebih sederhana. Perempuan kepala keluarga miskin menghadapi persoalan yang rumit terlebih pada masa pandemic covid-19. Kerebatasan Pendidikan, upah yang rendah serta kemampuan menyangga kehidupan ke;luarga dengan beban yang berat dan aksesibilitas yang terbatas, menjadikan mereka berada pada aras marginal. Tantangan yang dihadapi adalah melakukan lompatan ditengah keterbatasan yaitu menjaga agar tidak tertular covid-19 dan sekaligus menyeimbangkan kondisi rumah tangga yang dipimpinnya. Otoritas pengambilan keputusan yang memusat perempuan menjadikan mereka mampu meskipun harus berjuang tanpa batas. Kepala Keluarga menjadi pertaruhan untuk membuat mereka bertahan pada situasi pandemic. Perempuan yang memiliki identitas hukum berupa surat cerai masih mampu untuk mengakses bantuan, namun pada perempuan tanpa identitas hukum, akses tertutup dan harus berjuang sendiri. Temuan penelitian ini menunjukan otoritas pengambilan keputusan dalam rumah tangga mengahdapi pandemic covid-19  sebanyak 98 persen dimiliki sendiri dan 2 persen adalah dukungan anak-anak. Mereka yang berada pada sector informal mengalami kesulitan yang lebih besar dibandingkan yang menggeluti pertanian. Upah yang rendah, waktu yang panjang dan beban yang merat menjadi tantangan yang didapi sehari-hari. Peran pentaholik belum dapat dirasakan untuk meringakan beban mereka. Mereka menghadapi kesulitan dalam keterbatasan dan dalam ujian-ujian yang mempengaruhi pertahanan untuk keberlanjutan hidup.

 

Katakunci : perempuan, kepala keluarga, miskin, otoritas, covid-19, sector informal, buruh tani.

Abstract

There are fewer female heads of poor families compared to male heads of poor families. The small number does not indicate the problem faced is simpler. Women heads of poor families face complicated problems, especially during the COVID-19 pandemic. Limitations of education, low wages and the ability to support family life with heavy burdens and limited accessibility, make them at the marginal level. The challenge he faces is making a leap amid limitations, namely keeping from contracting COVID-19 and at the same time balancing the conditions of the household he leads. The decision-making authority that focuses on women makes them capable even though they have to struggle without limits. The Head of the Family is at stake to make them survive the pandemic situation. Women who have legal identities in the form of divorce papers are still able to access assistance, but women without legal identities have closed access and have to fend for themselves. The findings of this study show that 98 percent of the decision-making authority in households facing the COVID-19 pandemic is owned by themselves and 2 percent is supported by children. Those in the informal sector experience greater difficulties than those in agriculture. Low wages, long hours and heavy burdens are daily challenges. The role of pentaholics cannot be felt to lighten their burden. They face difficulties in limitations and in trials that affect the defense for survival.

 

Keywords : women, heads of families, poor, authorities, covid-19, informal sector, farm workers.

Kata Kunci


perempuan, kepala keluarga, miskin, otoritas, covid-19, sector informal, buruh tani.

Teks Lengkap:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.56444/mia.v19i1.2972

Article Metrics

Sari view : 280 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.




P-ISSN BARCODE