Analisis Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Tingkat Kemandirian Daerah Di Era Otonomi Daerah (Studi Kasus Kota Semarang Tahun 2009-2013)
Abstract
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kemampuan pengelolaan keuangan daerah Kota Semarang dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran Kota Semarang Periode 2009 -2013. Metode Penelitian ini menggunakan Deskriptif Komperatif analisisis untuk mengukur kinerja pengelolaan keuangan daerah dan tingkat kemandirian daerah Kota Semarang, yaitu Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, Rasio Derajat Desentralisasi, Rasio Efektifitas PAD, dan Rasio Keserasian Belanja Daerah. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: hasil analisis rasio derajat desentralisasi dapat dijelaskan bahwa rata– rata rasio derajat desentralisasi sebesar 25,87% yang berada interval 25% –50% atau mempunyai kemampuan yang sudah baik dalam membiayai pembangunan daerah. Berdasarkan rasio KKD dengan rata – rata rasio KKD sebesar 37,79% berada pada interval 25% -50% berarti konsultatif artinya campur tangan pemerintah pusat sudah mulai berkurang, karena daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi daerah. Rata-rata Rasio Efektivitas PAD ³ 100%, berarti kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan sangat efektif itu menunjukan dalam memobilisasi penerimaan PAD sesuai dengan yang ditargetkan. Menurut uraian dan perhitungan Rasio Keserasian bahwa sebagian besar dana yang dimiliki pemerintah Kota Semarang diprioritaskan untuk belanja pembangunan sehingga belanja rutin masih relatif kecil.
Kata Kunci: Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah, Tingkat Kemandirian Daerah
Abstract
This study aimed to analyze the effect the financial ability of Semarang City in order to support the implementation of regional autonomy, base on Semarang Budget Realization Reported the period of 2009 -2013. A descriptive comparative analysis used to measure the performance of regional financial management and the independence level of Semarang, consist of Regional Financial Independence Ratio, Degree of Decentralization Ratio, PAD effectiveness Ratio, and the Harmony Expenditure Ratio. Based on the analysis that has been obtained, the following results: from the analysis of the ratio of the degree of decentralization can be explained that the average ratio of the degree of decentralization is 25,87% of which is in the internal level of level 25%-50%, means already have a good ability to finance region development. Average KKD ratio is 37.79% which is in the interval 25 % -50 % means that central government intervention has begun to decrease, because the region is considered a little more able to implement region autonomy. From the analysis of PAD effectiveness is more than 100%, it can be concluded that the overall performance of local financial management and the degree of independence of Semarang area continued to improve. It can be seen from some of the financial performance ratio is the ratio of the area of financial independence, the ratio of degrees desentralization, effectiveness ratio and the ratio continues to increase harmony and good effect on the autonomy of the region .
Keywords: Region financial management performance, Degree of region decentralization
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: http://dx.doi.org/10.24856/mem.v30i1.232
Article Metrics
Abstract view : 1127 timesPDF (Bahasa Indonesia) - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Media Ekonomi dan Manajemen
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.