Jejak Bangunan Oei Tiong Ham di Kota Lama Semarang
Sari
Kita semua tahu bersama bahwasanya kota lama Semarang merupakan suatu area peninggalan kolonialisme Belanda yang berada di kota Semarang. Kota lama (Belanda) yang ada di kota Semarang merupakan suatu kawasan yang dipenuhi bangunan milik Belanda dan disekeliling kawasan tersebut dulunya didirikan benteng sebagai pemisah kota Belanda dengan kawasan lainnya (Pecinan, Melayu, Kauman), serta untuk kepentingan keamanan. Kota lama Semarang sebagai area peninggalan Belanda identik dengan karakter kawasan yang mempunyai ciri khusus yakni bangunan bangunannya bergaya arsitektur Belanda, dengan mengadopsi beberapa bagian langgam tropis sebagai bagian dari upaya menyelesaian masalah iklim tropis. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menelaah apakah benar semua bangunan di area kota lama Semarang tersebut merupakan bangunan Belanda? ataukah ada bangunan milik non Belanda di kawasan tersebut. Oei Tiong Ham (bersama Tasripin) merupakan konglomerat, pengusaha sukses yang namanya sering disebutkan dalam berbagai literatur kota Semarang. Apakah pengusaha sekelas Oei Tiong Ham mempunyai bangunan dalam kawasan kota lama Semarang, mengingat fungsi awal dari area tersebut merupakan kamar dagang terbesar di Asia Tenggara pada masanya yang didirikan oleh kerajaan Belanda. Pada penelitian ini penulis mencoba meneliti jejak bangunan Oei Tiong Ham di Kota Lama Semarang dengan menggunakan metode sejarah. Metode sejarah dimulai dengan pengumpulan data yang disebut heuristic, melalui berbagai sumber pustaka yang ada kaitannya dengan Oei Tiong Ham, maupun dengan Kota Lama Semarang itu sendiri.
Dari hasil analisa yang telah dilakukan peneliti, didapatkan minimal ada lima buah bangunan yang pernah dipakai atau dipergunakan oleh Oei Tiong Ham sebagai kantor dagang berbagai aktifitas bisnisnya, yang berada di kawasan kota lama Semarang. Kantor atau bangunan milik Oei Tiong Ham kesemuanya ada di jalan Kepodang. Bangunan yang pertama adalah restoran Pring Sewu diarsiteki oleh Liem Bwan Tjie dari Tiongkok yang saat itu dipergunakan sebagai kantor baru pengganti kantor Kian Gwan Concern yang lama dengan gaya bangunan percampuran colonial dan China di perempatan jalan Kepodang, Bangunan ke 2 adalah Hero Coffe, bangunan ke 3 adalah kantor RNI divisi farmasi yang masih diarsiteki oleh Liem Bwan Tjie dipergunakan sebagai kantor bisnis gula dengan nama Kian Gwan Concern lama dengan gaya bangunan Art Deco, bangunan ke 4 adalah Gedung kosong (Soesmans Kantoor) dan bangunan terakhir atau ke 5 adalah Gedung Monod Diephuis di ujung jalan Kepodang.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Joe, Liem Thian, (2004), Riwayat Semarang, Hasta Wahana, Jakarta
Kemendikbud, Tim, (2017), Jalur Gula kembang Peradaban Kota Lama Semarang, Kemendikbud, Jakarta
Ling, Liem Tjwan, (2012), Oei Tiong Ham, Raja Gula dari Semarang, Gramedia Digital, Jakarta
Purwanto, L.M.F, (2012), Menapak Jejak jejak sejarah Kota Lama Semarang, Bina Manggala Widya, Semarang
Rukayah, Siti, (2018), Semarang Kota pesisir lama, Teknosain, Yogyakarta
Sambodo, Antin, (2012), Architectour Semarang, Imajinesia, Jakarta
Sunaryo, Aryo, (2017), Kota Lama dalam sketsa, Artistudio, Semarang
Tio, Jongkie, (2000), Kota Semarang dalam kenangan, Sinar Kartika, Semarang
Wijanarka, (2007), Semarang Tempo dulu, Yogyakarta Ombak, Yogyakarta
Yaniar, Renny, (2020), Anak anak Kota Lama, Gramedia Digital, Jakarta
Yoshihara, Kunio, (1991), Konglomerat Oei Tiong Ham, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta
Article Metrics
Sari view : 4948 timesPDF - 0 times
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.