STRATEGI PERAWATAN JANGKA PANJANG (LONG TERM CARE) PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PENDUDUK LANJUT USIA (Perawatan Jangka Panjang Berbasis Masyarakat Mengambil Pelajaran dari Negara Lain)

Rahmad Purwanto Widiyastomo

Sari


ABSTRACT

Long-term care strategies should receive attention, becoming a development issue in the coming year in line with the increasing number of elderly people (> 60 years) both globally and in Indonesia. Global changes in the last two decades have been an increase in the number and proportion of the elderly population (age group> 60 years). The average life expectancy (UHH) in Indonesia according to BPS data for 2018 is 71.20 years. If we separate the life expectancy data (UHH) then the life expectancy of women is higher than that of men. BPS data shows that female UHH is 73.19 years and male is 69.3 years (difference of 3.89 years or 4 years).

The condition of the elderly has not been encouraging from BPS data in 2018, the number of elderly is around 24 million people out of 267 million people of Indonesia (8.98%). Based on the province, it is known that the largest distribution of the elderly in 2018 is in (1) DIY Province (18.76%), (2) Bali Province (13.38%), (3) Central Java Provinces the third highest, 12.38%, (4) South Sulawesi Province at 12.16% and (5) East Java Province at 11.81% (Bappenas, 2019). The high population of the elderly in 2018 of 24 million people has placed Indonesia as one of the countries with an aging population. including high (aging population country). This will bring consequences and implications for different development policies when compared to dealing with residents of the young age group (age  15- 30 years).

In the context of elderly care and social protection independently, it is necessary to develop regulations, institutions and increase the potential of the community so that the elderly population that is getting bigger, independent and prosperous can be formulated as follows : (1) the importance of formulating regulations, policies and the elderly database in an integrated manner with population data and poverty reduction programs in the regions. Regional level can improve and update to fit the real conditions in the area; (2) Improve the welfare of the elderly by taking lessons from South Korea, Japan and Vietnam through long term insurance managed by the community itself or the management of community-based elderly care institutions. Cities have strong social capital in society and (3) Improving elderly care and welfare needs a social pension policy that is managed independently so that the elderly can stand up and be dignified.

Key word : elder people, long-term care strategies

ABSTRAK

Strategi perawatan jangka panjang harus mendapat perhatian, menjadi masalah pembangunan di tahun mendatang sejalan dengan meningkatnya jumlah lansia (> 60 tahun) baik secara global maupun di Indonesia. Perubahan global dalam dua dekade terakhir telah meningkatkan jumlah dan proporsi populasi lansia (kelompok usia> 60 tahun). Rata-rata usia harapan hidup (UHH) di Indonesia menurut data BPS untuk 2018 adalah 71,20 tahun. Jika kita memisahkan data harapan hidup (UHH) maka harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Data BPS menunjukkan bahwa UHH perempuan adalah 73,19 tahun dan laki-laki adalah 69,3 tahun (perbedaan 3,89 tahun atau 4 tahun).

Kondisi lansia belum menggembirakan dari data BPS tahun 2018, jumlah lansia sekitar 24 juta orang dari 267 juta orang Indonesia (8,98%). Berdasarkan provinsi, diketahui bahwa distribusi lansia terbesar pada tahun 2018 adalah di (1) Provinsi DIY (18,76%), (2) Provinsi Bali (13,38%), (3) Provinsi Jawa Tengah tertinggi ketiga, 12,38 %, (4) Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 12,16% dan (5) Provinsi Jawa Timur sebesar 11,81% (Bappenas, 2019). Tingginya populasi lansia pada tahun 2018 dari 24 juta orang telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi yang menua. termasuk tinggi (negara penduduk yang menua). Ini akan membawa konsekuensi dan implikasi untuk kebijakan pembangunan yang berbeda jika dibandingkan dengan berurusan dengan penduduk dari kelompok usia muda (usia 15-30 tahun).

Dalam konteks perawatan lansia dan perlindungan sosial secara mandiri, perlu untuk mengembangkan peraturan, institusi dan meningkatkan potensi masyarakat sehingga populasi lansia yang semakin besar, mandiri dan sejahtera dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) pentingnya merumuskan peraturan, kebijakan, dan basis data lanjut usia secara terpadu dengan data populasi dan program pengentasan kemiskinan di daerah. Tingkat regional dapat ditingkatkan dan diperbarui agar sesuai dengan kondisi nyata di daerah tersebut; (2) Meningkatkan kesejahteraan lansia dengan mengambil pelajaran dari Korea Selatan, Jepang, dan Vietnam melalui asuransi jangka panjang yang dikelola oleh masyarakat itu sendiri atau pengelolaan lembaga perawatan lansia berbasis masyarakat. Kota-kota memiliki modal sosial yang kuat di masyarakat dan (3) Meningkatkan perawatan dan kesejahteraan lansia membutuhkan kebijakan pensiun sosial yang dikelola secara mandiri sehingga lansia dapat berdiri dan bermartabat.

Kata kunci:  kelompok lanjut usia, strategi perawatan lanjut usia jangka panjang

Teks Lengkap:

XML


DOI: http://dx.doi.org/10.56444/mia.v17i1.1456

Article Metrics

Sari view : 5455 times
XML - 0 times

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.




P-ISSN BARCODE